PEMBAHARUAN

............ Bagi siswa siswa kelas X, kata sandi telah diperbaharui pada 8-4-2016, yang mau posting di Blog SMK Bukateja (Blog siswa) harap menghubungi nomor : 081391031086

Rabu, 13 April 2016

Kisah Perjuangan Jendral Soedirman




Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah, ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.
JENDRAL SOEDIRMAN PAHLAWAN NASIONAL DARI PURBALINGGA


Jendral Soedirman lahir pada tanggal 26 Januari 2016, di Rembang Purbalingga. Ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan Ibunya bernama Siyem.
Kisah ain berawal dari Belanda yanag menghiantai Indonesia dengan menyatakan sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville  secara sepihak.Saat itu Jendral Soedirman terpilih sebagai Panglima Besar.Beliau mendapatkan berita bahwa Presiden Presiden Soekarno ditahan oleh Belanda di asingkan ke Pulau Bangka.Beliau menemui Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk meminta izin kepada sang istri untuk bergerilya.Sri Sultan Hamnekubuwono IX mengizinkannya karena itu sudah menjadi keputusan Jendral Soedirman.Sri Sultan Hamengkubuwono IX tidak bisa melarang Jendral Soedirman, Jendral Soedirman mempunyai istri dan 4 orang anak. Beliau meminta izin kepada istrinya untuk bergerilya, sang istri memberikan seseuatu untuk Jendral Soedirman yaitu berupa perhiasaan. Kawasaan Yogyakarta pada saat itu diserang oleh Belanda dengan menjatuhkan bom dimana-mana. Jendral Soedirman bergirlya karena ingin menunjukan kepada dunia bahwa TNI masih ada dan akan terus berjuangan mempertahankan kedaulatannya.Beliau bergerilya bersama kelompok kecil yang melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perang gerilya selama 7 bulan.Saat itu Jendral Soedirman sedang sakit berat yaitu paru-paru sebelah terluka. Disana juga para pasukan Belanda juga menjatuhkan bom dimana-mana. Pasukan Jendral Soedirman mencari tempat perlindungan yang aman. Mereka pergi ke hutan, ada beberapa orang yang membawa tandu untuk Jendral Soedirman namun beliau menolak karena beliau tidak ingin di perlakukan seperti raja. Sebelum beliau menyelesaikan perang Gerilya beliau sudah di panggil oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk kembali ke Yogyakarta.

NAMA  : 1. EKA MELINA ( 11 )

                2. ROBIATUN ( 28 )
KELAS : X MULTIMEDIA 2

         

Kamis, 07 April 2016

PERJUANGAN JENDERAL SUDIRMAN

Jenderal Sudirman. Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu orang yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution. Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.

Rabu, 06 April 2016

JENDRAL SOEDIRMAN

JENDRAL SOEDIRMAN yang dibintang oleh Adipati Dolken sebagai pemeran utama. Film ini menceritakan bagaimana perjuangan Jendral Soedirman untuk melawan Belanda.Belanda yang menghianat yang menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat oleh perjanjian Renville,

Selasa, 05 April 2016

JENDRAL SUDIRMAN VS BELANDA

Pasukan TNI di bawah komando Letnan Kolonel Soeharto berhasil merebut kembali Yogyakarta, dan menyebabkan Belanda kehilangan muka di mata internasional; Belanda sebelumnya menyatakan bahwa TNI sudah diberantas.Karena semakin meningkatnya tekanan dari PBB, maka pada 7 Mei 1949 Indonesia dan Belanda menggelar perundingan,

KEBANGGAAN REMBANG

Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu orang yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution. Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.

PANGERAN DARI REMBANG

Jenderal Sudirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Purbalingga. Beliau merupakan panglima besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama dan seorang perwira tinggi pada masa Revolusi Nasional Indonesia.Jenderal Sudirman lahir dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem tepatnya pada tanggal 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga. Ia diberi nama Soedirman oleh pamannya yang bernama Cokrosunaryo. Dalam ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 namanya dieja menjadi SudirmanSaat Sudirman berusia enam tahun, ayahnya meninggal dunia. Kemudian Cokrosunaryo mengadopsi Sudirman. Ia dibesarkan dengan baik juga diajarkan beretika dan tata krama yang baik, serta diajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan. Beliau adalah anak yang taat pada agama, ia mempelajari ilmu Islam di bawah bimbingan Kyai Haji Qahar.Pada tahun 1944, Sudirman diminta untuk bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA merupakan kesatuan militer yang dibentuk oleh Jepang pada tanggal 3 Oktober 1943 untuk membantu Jepang dalam menghalau serangan sekutu. Sudirman mulai masuk dan berlatih di Bogor, Jawa Barat. Ia dijadikan sebagai komandan dan dilatih oleh perwira dan tentara Jepang, para tentara dipersenjatai dengan peralatan yang disita dari Belanda. Setelah empat bulan pelatihan, ia diangkat sebagai Komanda Batalyon di Kroya, Banyumas, Jawa Tengah Pada tanggal 5 Oktober 1948, setelah perayaan hari jadi TNI ketiga, Soedirman pingsan. Setelah diperiksa oleh dokter, ia didiagnosis mengidap tuberkulosis (TBC). Pada akhir bulan, ia dibawa ke Rumah Sakit Umum Panti Rapih dan menjalani pengempesan paru-paru kanan, dengan harapan bahwa tindakan ini akan menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Ketika berada di rumah sakit, Sudirman dan Nasution berdiskusi mengenai rencana untuk berperang melawan Belanda. Mereka sepakat bahwa perang gerilya, yang telah diterapkan di wilayah taklukan Belanda sejak bulan Mei, adalah perang yang paling cocok bagi kepentingan mereka. Sudirman mengeluarkan perintah umum pada 11 November, dan persiapannya ditangani oleh Nasution. Soedirman dipulangkan dari rumah sakit pada tanggal 28 November 1948.Pada tanggal 19 Desember, Belanda melancarkan Agresi Militer Kedua untuk merebut ibu kota Yogyakarta. Lapangan udara di Maguwo berhasil diambil alih oleh pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Eekhout. Sudirman, menyadari serangan itu, kemudian memerintahkan stasiun RRI untuk menyiarkan pernyataan bahwa para tentara harus melawan karena mereka telah dilatih sebagai gerilyawan. Sudirman terus berjuang melawan penyakit yang dideritanya TBC dengan melakukan pemeriksaan di Panti Rapih. Ia menginap di Panti Rapih pada tahun 1949, dan keluar pada bulan Oktober, ia lalu dipindahkan ke sebuah sanatorium di dekat Pakem. Akibat penyakitnya ini, ia jarang tampil di depan publik. Sudirman dipindahkan ke sebuah rumah di Magelang pada bulan Desember 1949. Di saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan konferensi panjang selama beberapa bulan yang berakhir dengan pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Meskipun sedang sakit, Sudirman saat itu juga diangkat sebagai panglima besar TNI di negara baru bernama Republik Indonesia Serikat. Pada tanggal 28 Desember 1949, Jakarta kembali dijadikan sebagai ibu kota negara. udirman wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950. Keesokan harinya, jenazah Soedirman dibawa ke Yogyakarta, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Baca selengkapnya

             Restu Fauzi (33)
Kelas  : X MM 1